Jumat, 28 Agustus 2015

MAKALAH SOSIOLOGI DAN POLITIK

SOSIALISASI POLITIK DALAM MASYARAKAT BERKEMBANG

By Andi Artawan Tommo

KATA PENGANTAR
 
          Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa pula shalawat beriring salam kita hantarkan kepada Nabi Besar junjungan alam yaitu Baginda Rasulullah SAW. yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
            Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Khususnya kami ucapkan kepada bapak.Drs. Zulfan,M.Hum. selaku dosen mata kuliah sosiologi politik, yang telah memberi tugas makalah ini sehingga sangat memberi kami pelajaran akan hal-hal yang baru buat kami dalam penyusunan sebuah makalah. Juga kami ucapkan kepada orang tua dan teman-teman kami  yang senantiasa mendukung dan memotivasi kami, serta memberi masukan-masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Tentu tidak lain adalah diakibatkan keterbatasan ilmu yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang berguna bagi penyempurnaan makalah ini untuk masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penambahan ilmu pengetahuan kita semua.                                

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................      i
Daftar Isi...........................................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULIAN.................................................................................................      1
1.1  Latar Belakang Masalah..............................................................................................      1
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................................      1
1.3  Tujuan Penulisan.........................................................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................      2
1.      Pengertian Sosialisasi..................................................................................................      2
1.1  Pengertian Sosialisasi Politik.................................................................................      2
1.2  Pengertian Sosialisasi Politik Menurut Para Ahli..................................................      3
1.3  Sosialisasi Politik Dalam Masyarakat Berkembang...............................................      3
2.      Proses Dan Metode Sosialisasi Politik .......................................................................      4
2.1  Proses Sosialisasi Beroperasi Pada Dua Tingkat...................................................      5
2.2  Proses Sosialisasi Politik Terbagi Dua...................................................................      5
2.3  Agen – Agen Sosialisasi Politik............................................................................      7
3.      Peran Dan Fungsi Sosialisasi Politik...........................................................................      8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................      9
3.1  Kesimpulan............................................................................................................      9
3.2  Saran......................................................................................................................      9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................      10






BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
     Kenyataannya bahwa sosialisasi politik dalam masyarakat itu penting adanya, karena dengan adanya sosialisasi politik maka, masyarakat akan dapat menerima apa itu politik dan ikut andil di dalamnya sehingga dengan demikian maka akan terciptanya perubahan social, modernisasi dan kemajuan dalam industrialisasi. Sehingga masyarakat yang berkembang tadinya akan dapat menjadi masyarakat yang maju. Jadi, cara yang baik untuk mensosialisasikan politik terhadap masyarakat berkembang yaitu dengan cara menkombinasikan antara hal-hal yang baru dengan hal yang telah lama masyarakat yakini, karena mustahil jika para politik ingin memusnahkan begitu saja sesuatu yang tradisional dalam masyarakat tersebut secara cepat tanpa adanya tahapan-tahapan yang jelas.
1.2  Rumusan Masalah
1.   Apa yang dimaksud dengan sosialisasi politik?
2.   Bagaimana proses dan metode terjadinya sosialisasi politik?
3.   Apa sajakah peran dan fungsi sosialisasi politik dalam masyarakat berkembang ?
1.3  Tujuan Penulisan
1.  Agar dapat mengetahui secara lebih mendalam lagi apa yang dimksud dengan sosialisasi    terutama, sosialisasi politik.
2.  Dapat mengetahui secara lebih baik bagaimana suatu proses sosialisasi politik itu dapat terjadi.
3.   Dan dapat mengetahui peran dan fungsi sosialisasi politik dalam masyarakat berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN SOSIALISASI.
     Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.  Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
1.1 PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK
     Sosialisasi politik adalah cara-cara belajar seseorang terhadap pola-pola sosial yang berkaitan dengan posisi-posisi kemasyarakatan seperti yang diketengahkan melalui bermacam-macam badan masyarakat. Menurut Almond dan Powell, sosialisasi politik sebagai proses dengan mana sikap-sikap dan nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka dewasa dan orang-orang dewasa direkrut kedalam peranan-peranan tertentu.
    Greenstein dalam karyanya “International Encyolopedia of The Social Sciences” mendefinisikan sosialisasi politik dalam 2 kategori yaitu:
a.      Definisi sempit.
sosialisasi politik adalah penanaman informasi politik yang disengaja, nilai-nilai dan praktek-praktek yang oleh badan-badan instruksional secara formal ditugaskan untuk tanggung jawab ini.
b.      Definisi luas.
sosialisasi politik merupakan semua usaha mempelajari politik baik formal maupun informal, disengaja ataupun terencana pada setiap tahap siklus kehidupan dan termasuk didalamnya tidak hanya secara eksplisit masalah belajar politik tetapi juga secara nominal belajar bersikap non politik mengenai karakteristik-karakteristik kepribadian yang bersangkutan.
Easton dan Denuis, sosialisasi politik yaitu suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah lakunya.
1.2    Pengertian Sosialisasi Politik Menurut Para Ahli :

a. David F. Aberle
Dalam bukunya berjudul Culture and Socialization, David F. Aberle mengemukakan bahwa sosialisasi politik adalah pola-pola mengenai aksi sosial atau aspek-aspek tingkah laku yang menanamkan pada individu-individu keterampilan-keterampilan, motif-motif, dan sikap-sikap yang perlu untuk menampilkan peranan-peranan baik sekarang maupun yang berkelanjutan sepanjang kehidupan manusia, sejauh peranan-peranan baru masih harus terus dipelajari.
b.S.N.Eisendtadt
Dalam From Generation to Generation, S.N. Eisendtadt mengemukakan bahwa sosialisasi politik adalah komunikasi yang dipelajari manusia dengan siapa individu-individu yang secara bertahap memasuki beberapa jenis relasi-telasi umum.
c.Denis Kavanagh
Denis Kavanagh mengemukakan bahwa sosialisasi politik adalah suatu proses di mana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
1.3    Sosialisasi Politik Dalam Masyarakat Berkembang
  Negara-negara berkembang pada umumnya adalah negara-negara bekas koloni atau jajahan negara-negara barat. Pada saat penjajahan berlangsung, negara-negara kolonial tersebut memperkenalkan lembaga-lembaga politik barat, birokrasi, kubudayaan, dan pendidikan. Persamaan dalam sosialisasi politik antara negara-negara berkembang dan negara-negara demokrasi modern adalah dalam hal identifikasi partai, penelitian terhadap sosialisasi politik di Jamaika menemukan identitas partai yang kuat dikalangan anak-anak sekolah, dimana anak-anak dari kalangan tertentu berkecenderungan pada partai-partai tertentu dan anak-anak lain berkecenderungan pada partai lainnya. Sedangkan pada sosialisasi orang dewasa didapatkan melalui “Rumah-rumah Rakyat” yang menekankan masalah modernisasi, sekularisme dan nasionalisme.
  Hubungan hal lama dengan yang baru jelas terlihat dimasyarakat berkembang. masa kemerdekaan bergelut dengan nilai-nilai tradisional sehingga pasca kemerdekaan menjadi campuran yang melekat kuat. Campuran yang kompleks dari hal-hal tradisional dan modern.
     Proses tradisional dari sosialisasi terus menerus membentuk orientasi dan pola-pola tingkah laku mayoritas rakyatnya sedangkan para pemimpin politik selalu berusaha menghancurkannya yang dianggap sebagai suatu rintangan bagi kemajuan  sehingga sosialisasi terpotong-potong karena Masyarakat yang transisi modern dan tradisional.
  LE VINE Mengemukakan 3 faktor penting dalam sosialisasi Masyarakat berkembang yaitu :
  1. pertumbuhan penduduk dinegara berkembang dapat melaui kapasitas mereka untuk “memodernisir” keluarga tradisional lewat industrialisasi dan pendidikan.
  2. sering terdapat perbedaan yang besar dalam pendidikan dan nilai-nilai tradisional antara jenis-jenis kelamin (gender), sehingga kaum perempuan lebih erat terikat pada yang disebut belakangan ini : namun, ibu memegang peran penting dalam sosialisas dini dari anak.
  3.  Pengaruh urbanisasi, yang selalu dianggap sebagai satu kekuatan perkasa untuk menumbangkan nilai-nilai tradisional, paling sedikitnya secara parsial juga terimbangi oleh peralihan dari nilai-nilai kedalam perkotaan, khususnya dengan pembentukan komunitas-komunitas kesukuan dan etnis di daerah ini.
2.      PROSES DAN METODE SOSIALISASI POLITIK
  Perkembangan sosialisasi politik diawali pada masa kanak-kanak atau remaja. Hasil riset David Easton dan Robert Hess mengemukakan bahwa di Amerika Serikat, belajar politik dimulai pada usia tiga tahun dan menjadi mantap pada usia tujuh tahun. Tahap lebih awal dari belajar politik mencakup perkembangan dari ikatan-ikatan lingkungan, seperti "keterikatan kepada sekolah-sekolah mereka", bahwa mereka berdiam di suatu daerah tertentu. Anak muda itu mempunyai kepercayaan pada keindahan negerinva, kebaikan serta kebersihan rakyatnya. Manifestasi ini diikuti oleh simbol-simbol otoritas umum, seperti agen polisi, presiden, dan bendera nasional. Pada usia sembilan dan sepuluh tahun timbul kesadaran akan konsep yang lebih abstrak, seperti pemberian suara, demokrasi, kebebasan sipil, dan peranan warga negara dalam sistem politik.
  Peranan keluarga dalam sosialisasi politik sangat penting. Menurut Easton dan Hess, anak-anak mempunyai gambaran yang sama mengenai ayahnya dan presiden selama bertahun-tahun di sekolah awal. Keduanya dianggap sebagai tokoh kekuasaan.
  Easton dan Dennis mengutarakan ada 4 (empat) tahap dalam proses sosialisasi politik dari anak,  yaitu sebagai berikut:
1. Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua anak, presiden dan polisi. 
2. Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan yang ekternal, yaitu antara pejabat        swasta dan pejabat pemerintah.  
3. Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres
(parlemen), mahkamah agung, dan pemungutan suara (pemilu).
4. Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi-institusi.

2.1  Proses sosialisasi beroperasi pada 2 tingkat:
a.       Tingkat Komunitas.
Sosialisasi dipahami sebagai proses pewarisan kebudayaan, yaitu suatu sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan nilai-nilai, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
b.Tingkat Individual.
Proses sosialisasi politik dapat dipahami sebagai proses warga suatu Negara membentuk pandangan-pandangan politik mereka. Dalam konsep Freud, individu dilihat sebagai objek sosialisasi yang pasif sedangkan Mead memandang individu sebagai aktor yang aktif, sehingga proses sosialisasi politik merupakan proses yang beraspek ganda. Di satu pihak, ia merupakan suatu proses tertutupnya pilihan-pilihan perilaku, artinya sejumlah kemungkinan terbuka yang sangat luas ketika seorang anak lahir menjadi semakin sempit sepanjang proses sosialisasi. Di lain pihak, proses sosialisasi bukan hanya merupakan proses penekanan.
2.2  Proses sosialisasi politik terbagi dua yaitu :
 A. Secara Tidak langsung :
1. Pengoperasian Interpersonal.
Mengasumsikan bahwa anak mengalami proses sosialisasi politik secara eksplisit dalam keadaan sudah memiliki sejumlah pengalaman dalam hubungna-hubungan dan pemuasan-pemuasan interpersonal.

2. Magang.
Metode belajar magang ini terjadi karena perilaku dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh di dalam situasi-situasi non politik memberikan keahlian-keahlian dan nilai-nilai yang pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang lebih bersifat politik.
3. Generalisasi.
Terjadi karena nilai-nilai social diperlakukan bagi objek-objek politik yang lebih spesifik dan dengan demikian membentuk sikap-sikap politik terentu.

B.  Sosialisasi secara langsung terjadi melalui:
1. Imitasi.
Merupakan mode sosiaisasi yang paling ekstensif dan banyak dialami anak sepanjang perjalanan hidup mereka. Imitasi dapat dilakukan secara sadar dan secara tidak sadar.
2. Sosialisasi Politik Antisipatoris.
Dilakukan untuk mengantisipasi peranan-peranan politik yang diinginkan atau akan diperankan oleh actor. Orang yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaan-pekerjaan professional atau posisi social yang tinggi biasanya sejak dini sudah mulai mengoper nilai-nilai dan pola-pola perilaku yang berkaitan dengan peranan-peranan tersebut.
3. Pendidikan Politik.
Inisiatif mengoper orientasi-orientasi politik dilakukan oleh “socialiers” daripada oleh individu yang disosialisasi. Pendidikan politik dapat dilakukan di keluarga, sekolah, lembaga-lembaga politik atau pemerintah dan berbagai kelompok dan organisasi yang tidak terhitung jumlahnya. Pendidikan politik sangat penting bagi kelestarian suatu system politik. Di satu pihak, warga Negara memerukan informasi minimal tentang hak-hak dan kewajiban yang mereka mliki untuk dapat memasuki arena kehidupan politik. Di lain pihak, warga Negara juga harus memperoleh pengetahuan mengenai seberapa jauh hak-hak mereka telah dipenuhi oleh pemerintah dan jika hal ini terjadi, stabilitas politik pemerintahan dapat terpelihara.
4. Pengalaman Politik
Kebanyakan dari apa yang oleh seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada kenyataannya berasal dari pengamatan-pengamatan dan pengalamn-pengalamannya didalam proses politik.

2.3  Agen-Agen Sosialisasi Politik.
Adapun sarana alat yang dapat dijadikan sebagai perantara/sarana dalam sosialisasi politik, antara lain :
1.      Keluarga.
2.      Sekolah.
3. Partai politik .
  Selain melalui keluarga, sekolah dan partai politik, sosialisasi politik juga dapat dilakukan melalui peristiwa sejarah yang telah berlangsung (pengalaman tokoh-tokoh politik yang telah tiada). Melalui seminar, dialog, debat dan sebagainya yang disiarkan ke masyarakat tokoh-tokoh politik juga secara tidak langsung melakukan sosialisasi politik.  
2.4   Metode Sosialisasi Politik.
Metode Sosialisasi dapat berupa pendidikan politik dan indoktrinasi politik.

a. Pendidikan Politik dilakukan melalui suatu proses dialog sehingga masyarakat memperoleh nilai, norma, dan simbol politik. Pada umunya, metode ini digunakan oleh negara-negara demokrasi.

b. Proses Indoktrinasi Politik ialah proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyrakat untuk menerima nilai-nilai, norma, dan simbol yang dianggap oleh pihak yang berkuasa ideal dan baik. Negara fasis dan negara komunis pada umumnya menggunakan cara-cara seperti ini.


3.  PERAN DAN FUNGSI SOSIALISASI POLITIK
   Sosialisasi politik berperan mengembangkan serta memperkuat sikap politik di kalangan warga masyarakat yang sadar politik, yaitu sadar akan hak dan kewajiban dalam kehidupan bersama. Peranan tersebut melibatkan keluarga, sekolah, dan lembaga-lembaga tertentu yang ada dalam masyarakat.
  Adapun fungsi sosialisasi politik antara lain untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik, serta mendorong timbulnya partisipasi
secara maksimal dalam sistem politiknya. Hal itu sejalan dengan konsep demokrasi, yaitu
pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat yang berarti rakyat harus berpartisipasi dalam
kehidupan politik.
                 Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sosiologi Politik, Michael Rush dan Phillip
Althoff mengemukakan fungsi sosialisasi sebagai berikut:
a. Melatih individu
           Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku
di dalam sebuah sistem politik. Pembelajaran mengenai pemahaman sistem politik suatu
negara pun diajarkan di bangku sekolah. Hal ini dilakukan untuk menanamkan pemahaman
kepada semua warga negara sebagai subjek dan objek politik. Dalam proses pembelajaran
politik tersebut dimungkinkan individu untuk menerima atau melakukan suatu penolakan atas
tindakan pemerintah, mematuhi hukum, melibatkan diri dalam politik, ataupun memilih dalam pemilihan umum.
b. Memelihara sistem politik
           Sosialisasi politik juga berfungsi untuk memelihara sistem politik dan pemerintahan
yang resmi. Setiap warga negara harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sistem
politik. Pemahaman tersebut dapat dimulai dari hal-hal yang mudah sifatnya, seperti warna
bendera sendiri, lagu kebangsaan sendiri, bahasa sendiri, ataupun pemerintah yang tengah
memerintahnya sendiri. Melalui pemahaman tersebut, setiap warga negara dapat memiliki
identitas kebangsaan yang jelas.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
                 Jadi, proses – proses dan metode sosialisasi politik yang dilakukan secara baik maka akan dapat menghasilkan suatu hasil yang baik, sehingga masyarakat berkembang yang disosialisasikan dapat mengetahui dan mengerti apa itu politik serta mengetahui fungsi politik secara lebih positif. Sehingga masyarakat dapat mengetahui perannya dalam politik itu sendiri.
3.2  Saran
 Segala yang telah dituliskan pada makalah ini masih jauh dari kata benar apa lagi kata sempurna, karena sudah kodrat manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, harapan penulis terhadap pembaca agar dapat memberi kritik dan saran kiranya dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kesalahan atau kekeliruan sehingga penulis dapat memperbaikinya lagi dan makalah ini dapat mendekati kata sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar