Kamis, 27 Agustus 2015

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUT

PENGERTIAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan istilah untuk menjelaskan sistem akuntansi yang merencanakan, mengukur, dan mengevaluasi kinerja organisasi atas dasar tanggung jawab. Pendapatan dan biaya diakumulasikan dan dilaporkan oleh pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan segmen organisasi yang bertanggungjawab atas tugas tertentu.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan jawaban manajemen atas asumsi umum bahwa urusan bisnis dapat diselesaikan secara efektif dengan mengendalikan orang yang bertanggung jawab menjalankan suatu tugas. Salah satu tujuannya adalah memastikan bahwa individu pada semua level di perusahaan memberikan kinerja secara memuaskan yang sejalan dengan tujuan umum perusahaan secara keseluruhan.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan komponen esensial dari keseluruhan sistem pengendalian di perusahaan. Keuntungan khususnya didapat dari fakta bahwa strukturnya menyediakan kerangka kerja yang bermakna terhadap perencanaan, pengumpulan data, dan pelaporan hasil kinerja perusahaan berdasarkan tanggung jawab dan pengendalian.

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN VERSUS AKUNTANSI KONVENSIONAL
Akuntansi pertanggungjawaban tidak melibatkan perbedaan apapun dibandingkan prinsip akuntansi diterima umum. Kalaupun ada, maka hanya mengenai cara operasi direncanakan dan cara data akuntansi dikelompokkan dan diakumulasikan. Akuntansi pertanggungjawaban memperbaiki relevansi informasi akuntansi dengan membangun sebuah kerangka kerja untuk perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan yang sejalan dengan struktur organisasi dan hierarki akuntabilitas. Dengan demikian, maka akuntansi pertanggungjawaban tidak mengalokasikan biaya bersama pada segmen yang mengambil manfaat namun dikenakan pada segmen yang memulai dan mengendalikan keberadaannya.

JARINGAN PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas premis bahwa semua biaya dapat dikendalikan dan masalah yang ada hanyalah menyediakan sebuah batas akhir bagi pengendaliannya. Dengan demikian, maka struktur organisasi dijabarkan menjadi sebuah jaringan pusat pertanggungjawaban individual atau unit organisasi yang menjalankan sebuah fungsi.
Untuk memastikan fungsi pertanggungjawaban berjalan lancar, maka struktur organisasi perusahaan haruslah dianalisa secara hati-hati dan pertanggungjawaban atas pendapatn sebenarnya dan biaya ditentukan. Untuk menciptakan sturktur jaringan pertanggungjawaban yang efisien, pertanggungjawaban dan lingkup kewenangan bagi setiap individu dari semua jenjang manajemen harus ditentukan dan dijelaskan secara jelas.

MEMPERBAIKI TANGGUNG JAWAB
Setelah memilih jenis struktur organisasi, maka langkah selanjutnya dalam membangun sebuah sistem pertanggungjawaban perilaku yang efektif adalah dengan menjabarkan secara pasti tanggung jawab. Sebagian besar orang menghargai tanggung jawab dan tantangan yang ditawarkan, karena dengan adanya tanggung jawab maka orang akan cenderung merasa penting dan mampu.
Dampak perilaku yang diinginkan dari pembebanan tanggung jawab bagi fungsi tertentu didukung oleh penelitian empirik. Sayangnya, ketergantungan dari berbagai segmen dalam sebuah organisasi membuat sebuah keadaan dimana dijelaskan secara gamblang tugas-tugas mana yang dirasa sulit.
Oleh karena itu, pembuatan sebuah kerangka kerja tanggung jawab yang seimbang cukup susah dan memerlukan berbagai kompromi. Hal yang paling susah dari penjabaran secara jelas sebuah tanggung jawab adalah derajat penentuan dan pengendalian atas suatu sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan sebuah tugas.

PERENCANAAN, AKUMULASI DATA, DAN PELAPORAN OLEH PUSAT TANGGUNG JAWAB
Anggaran Tanggung Jawab
Ciri anggaran tanggung jawab adalah manajer pusat tanggung jawab ditugaskan target kinerja atas pendapatan dan biaya dimana mereka mempunyai kendali. Dengan demikian, maka manajer akan mempunyai dasar yang adil dalam membandingkan kinerja nyata dengan yang diharapkan.
Akumulasi Data
Untuk memfasilitasi pembandingan secara periodic dengan berbagai rencana anggaran, akumulasi dari pendapatan nyata dengan biaya harus mengikuti pola jaringan tanggung jawab. Hal ini membutuhkan sebuah pengelompokan tiga dimensi dari biaya dan pendapatan selama proses akumulasi data. Jenis akumulasi data menyediakan manajemen dengan informasi yang relevan pada beberapa aspek dari operasi.

Pelaporan Tanggung Jawab
Hasil akhir dari sistem akuntansi tanggung jawab adalah pelaporan tanggung jawab atau kinerja secara berkala. Laporan ini merupakan media dimana biaya dikendalikan, efisiensi manajerial diukur dan tingkat pencapaian ditentukan. Untuk meningkatkan efisiensi, sistem pelaporan tanggung jawab harus didasarkan dengan apa yang dinamakan prinsip piramida, yakni bahwa manajer tanggung jawab menerima laporan pengendalian yang dimilikinya

ASUMSI PERILAKU DARI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Management By Exeption
Hal diatas mengasumsikan bahwa untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan organisasi secara efektif, manajer hanya perlu memusatkan perhatiannya pada wilayah dimana hasil nyata berbeda dengan target atau standar anggaran. Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak diinginkan dan titik masalah yang telah jelas yang menerima perhatian segera. Oleh karena itu, pusat tanggung jawab seringkali menganggap laporan kinerja sebagai alat yang menekankan kegagalan.
Manajer tingkat bawah cenderung melihat laporan semacam ini sebagai hukuman dan bukan sebagai informasi. Untuk mengubah pandangan semacam ini, maka sistem penghargaan perusahaan haruslah mensejajarkan pencapaian target dengan kinerja sukses.

Management By Objective
Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi management by objective. Hal ini merupakan pendekatan manajemen yang dirancang untuk mengatasi kesalahan tanggapan manusiawi yang sering timbul oleh usaha untuk mengendalikan operasi berdasarkan dominasi. Sebagai sebuah cara pengendalian manajemen, MBO memfasilitasi keinginan untuk tidak didominasi dengan memberi manajer dan bawahannya sebuah kesempatan untuk secara bersama merumuskan pencapaian dan kegiatan bagi pusat tanggung jawab masing-masing.

Kebetulan Antara Jaringan Pertanggungjawaban dengan Struktur Organisasi
Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan pengendalian organisasi ditingkatkan melalui penciptaan sebuah jaringan pusat tanggungjawab yang selaras dengan struktur organisasi. Niat manejemen tingkat atas untuk mendelegasikan dijelaskan melalui hierarki kewenangan atau struktur organisasi. Namun demikian, banyak organisasi yang dilanda kelemahan yang hebat mengenai delegasi. Hal ini berakibat pada usaha saling melewati tugas dan tanggung jawab.

Penerimaan Tanggung Jawab
Hal yang paling menentukan dalam sistem akuntansi tanggung jawab adalah penerimaan dari manajer tanggung jawab atas tanggung jawab yang dilimpahkan secara adil serta keinginannya untuk tetap dijaga akuntabilitasnya. Keinginan manajer untuk menerima tanggung jawab bergantung atas bagaimana mereka mempersepsikan penentuan dan pengendalian atas manusia dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.

Kemampuan Untuk Menciptakan Kerjasama
Akuntansi pertanggungjawaban memperbaiki kerjasama organisasi dengan menunjukkan manajer dimana kegiatan mereka dan juga semua bekerja menuju tujuan bersama.Hal ini juga meningkatkan loyalitas, percaya diri, dan perasaan untuk merasa penting. Jiwa kerjasama yang ditimbulkan akan meningkat karena mereka akan percaya bahwa mereka bekerja menuju tujuan bersama dan sebagai sebuah bagian penting dari organisasi.
Ada dua jenis pembagian sistem pelaporan. Pembagian secara umum membedakan dua jenis sistem pelaporan, yaitu Sistem Pelaporan Horisontal dan Sistem Pelaporan Vertikal. Sedangkan pembagian sistem pelaporan secara khusus membedakan 4 jenis sistem pelaporan, yaitu Sistem Pelaporan Akuntansi Keuangan, Sistem Pelaporan Akuntansi Biaya, Sistem Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban, dan Sistem Pelaporan Profitabilitas.

Sistem Pelaporan Horisontal
            Sistem ini menghubungkan semua kegiatan operasional di dalam fungsi-fungsi operasi dan menciptakan berbagai analisa, kesimpulan, dan proyeksi (ramalan).
            Suatu contoh yang baik dari sistem horisontal dapat digambarkan dengan melihat hubungan antara order (pesanan), produksi, pengiriman dan penagihan. Ketika order diterima, informasi dikirim ke bagian produksi untuk dibuat jadwal produksi. Setelah selesai produksi, barang dikirim ke bagian pengiriman untuk diserahkan ke pelanggan. Bagian pengiriman kemudian memberikan informasi mengenai barang yang dikirim ke bagian penagihan untuk dibuat faktur.


Sistem Pelaporan Vertikal
            Sistem ini menghubungkan semua tingkatan manajerial dalam suatu struktur organisasi perusahaan. Sistem pelaporan vertikal yang efektif akan menyaring dan meringkas informasi yang ada dalam laporan sesuai dengan tingkatan manajerial.

Sistem Pelaporan Akuntansi Biaya
Sistem ini sangat erat kaitannya dengan sistem pelaporan akuntansi keuangan, bahwa sistem ini menyajikan perhitungan biaya (harga pokok penjualan) suatu produk yang akan digunakan dalam sistem pelaporan akuntansi keuangan.
            Untuk menghasilkan laporan biaya, kita harus mengetahui mengenai jenis sistem akuntansi biaya, yaitu job order costing dan process costing.
            Sistem akuntansi biaya yang efektif dapat sangat bermanfaat dalam menghasilkan laporan yang berguna bagi manajer. Selain itu sistem akuntansi biaya yang baik akan memungkinkan perusahaan menghasilkan laporan yang menunjukkan profitabilitas untuk pekerjaan yang telah diselesaikan.          

Sistem Pelaporan Akuntansi Keuangan
            Sistem ini menghasilkan laporan keuangan berdasarkan data-data transaksi yang dikumpulkan dan diproses oleh bagian pembukuan.
Pada umumnya laporan yang dihasilkan sistem ini diperuntukkan bagi pihak ekstern perusahaan dan isi dari laporan tersebut ringkas. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi pihak intern perusahaan untuk menggunakan laporan yang dihasilkan oleh sistem ini (dengan beberapa penyesuaian tentunya).
            Terdapat perbedaan antara laporan yang diberikan bagi pihak ekstern dengan pihak intern, pertama, bahwa laporan yang ditujukan bagi pihak intern lebih detail/rinci dibandingkan dengan laporan yang diperuntukkan bagi pihak ekstern, kedua, laporan yang diperuntukkan bagi pihak intern tidak terikat kepada prosedur standar (prinsip-prinsip akuntansi) sedangkan laporan yang diperuntukkan bagi pihak ekstern harus memenuhi syarat-syarat akuntansi yang lazim, ketiga, biasanya laporan yang diberikan kepada pihak intern bertujuan untuk kegiatan perencanaan dan kontrol manajerial.

Sistem Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban
            Konsep yang mendasari sistem ini adalah bahwa setiap informasi yang dihasilkan harus dapat ditelusuri untuk diminta pertanggungjawabannya. Jika terdapat suatu kesalahan atau penyimpangan akan dapat dengan mudah untuk menelusuri siapa yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan tersebut.
            Pada intinya sistem ini menghasilkan sekumpulan laporan yang saling berhubungan  yang disiapkan oleh manajer dari berbagai pusat pertanggungjawaban.
            Laporan pertanggungjawaban yang efektif harus dapat menelusuri suatu inefisiensi sampai kepada komponen individu dan memotivasi manajer yang memegang tanggungjawab untuk melakukan koreksi.

Sistem Pelaporan Profitabilitas
            Dalam sistem ini, konsep yang mendasari adalah perencanaan laba, dimana suatu organisasi dipandang sebagai kelompok-kelompok pusat laba (profit centre). Rencana perolehan laba ditetapkan berdasarkan masing-masing profit centre. Profit centre tersebut dapat berupa divisi ataupun produk yang dijual perusahaan. Pembagian profit centre tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengukur kinerja dari masing-masing kelompok dan melakukan analisa terhadap kelompok tersebut.
            Dari penjelasan di atas terlihat bahwa sistem pelaporan profitabilitas tidak hanya bermanfaat sebagai alat perencanaan laba, tapi juga dapat digunakan sebagai alat evaluasi. Keunggulan lain yang dapat kita lihat bahwa masing-masing manajer dapat melihat kontribusi masing-masing unit organisasi terhadap laba perusahaan secara keseluruhan.

Perusahaan yang memiliki banyak pusat pertanggung-jawaban biasanya memilih satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan: sentralisasi atau desentralisasi. Desentralisasi adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Desentralisasi biasanya diujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Satu cara pembedaan divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi,  garis geografis atau berdasarkan jenis pertanggungjawaban yaitu: pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. Pusat Investasi mencerminkan tingkat tertinggi desentralisasi, karena manajernya memiliki kebebasan untuk membuat beragam keputusan penting.
Desentralisasi memiliki banyak keunggulan:
  1. Manajemen puncak bebas dari pemecahan masalah harian dan terkonsentrasi pada strategi, pembuatan keputusan yang mempunyai tingkatan lebih tinggi dan pada masalah koordinasi.
  2. Memberikan pengalaman berharga bagi manajemen lebih bawah dalam pembuatan keputusan
  3. Manajer lebih bawah memiliki informasi yang lebih rinci terutama informasi local.
  4. Untuk memudahkan evaluasi kerja dikarenakan adanya kebebasan bagi manajer tingkat bawah.
  5. Mendorong manajer tingkat bawah untuk menunjukan kerja terbaik mereka, hal ini muncul karena semangat kerja mereka meningkat sehubungan dengan pelimpahan wewenang dan tanggungjawab.
Disamping itu desentralisasi juga mempunyai kelemahan:
  1. Memungkinkan manajer membuat keputusan tanpa sepenuhnya memahami gambaran keseluruhan dari perusahaan dikarenakan pemahaman yang sedikit mengenai strategi perusahaan.
  2. Kurang koordinasi bagi manajer-manejer yang memiliki otonomi.
  3. Manajer tingkat bawah dimungkinkan mempunyai tujuan yang berbeda dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan
Terdapat empat istilah kunci dalam penerapan desentralisasi: delegasi, wewenang, tanggungjawab dan akuntabilitas. Delegasi adalah pembagian kebawah tugas-tugas pekerjaan dan kekuasaan pengambilan keputusan terkait pada manajer didalam sebuah organisasi. Wewenang/otoritas adalah hak untuk membuat keputusan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas yang diemban. Tanggungjawab adalah kewajiban penerima otoritas untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Akuntabilitas/pertanggungjawaban mengacu pada ukuran pencapaian hasil yang biasanya dipenuhi dengan cara pembuatan laporan kinerja berkala.
Dalam organisasi sebuah perusahaan, penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab dilaksanakan dengan menetapkan pusat-pusat pertanggung-jawaban dan tolok ukur kinerjanya. Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi  yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab..
Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang mengolah input menjadi output. Input dan output yang dapat diukur dengan satuan uang disebut dengan biaya dan pendapatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar